Proses Pembuatan Pipiti



Kab.tasikmalaya suarapedesaannews.com Pengrajin kini mulai terlupakan dikarnakan dengan bersaingnya perdagangan dengan sistem teknologi serba moderen dan serna praktis dan ekonomis tetapi siapa yang akan melanjutkan warisan nenek moyang kita terhadap pengrajin pipiti atau boboko dan hihid juga yang lain nya yang terbuat dari bambu apalagi ini salasatu peninggalan warisan nenek moyang kita yang perlu kita jaga dan kita patut untuk di perhatikan dan dukungan bagi kalangan masyarakat yang mempunyai rasa cinta terhadap warisan nenek moyang kita, Ma Unah salaseorang pengrajin boboko juga pipiti asal dari kampumg ci jambe desa mandalagiri kecamatan leuwisari kabupaten tasikmalaya tetap mempertahan kan karyanya dengan keahliannya melalui anyaman dengan membikin boboko dan pipiti yang terbuat dari bambu dengan pengalamannya dari usia 15 tahun sampai sekarang usia 74 tahun masih membikin anyaman ,saat di temui suarapedesaannews.com Ma Unah mengungkapkan ny da kumaha deui ujang rek saha deui anu nuluykeun nyieunan boboko atawa hihid oge pipiti da ayeuna mah barudak teh hese di ajarkana nyieun boboko teh majarkeun keusel ngagaweanna papar Ma Unah saat di wancarai suarapedesaannews.com sehari Ma Unah mampuh lima boboko itu juga kalau lagi ga ada halangan karna bikin boboko tidak mudah dan perlu ke uletan tetapi Ma Unah selalu mempertahankan bahkan bila dilihat dengan hasil jerih payahnya hanya seharga Rp 5000 per bijinya itu langsung dari pengrajinnya. Prodak yang sudah jadi seperti boboko pipiti dan hihid juga yang lainnya kini di pasarkan di singaparna juga di rajapolah bahkan bisa keluar daerah sampai masuk kejakarta tetapi warisan nenek moyang kita jangan tilam di jaman sekarang walaupun bersaing dengan prodak yang lain mari kita jaga dan lestarikan warisan nenek moyang kita terutama hasil kerajinan kita pungkasnya......kusnadi

0 komentar:

Posting Komentar

Navbar

SuaraPedesaanNews

SATE KAJOJO

SATE KAJOJO
Jl. Raya Rajapolah No.259 Tasikmalaya

Life Assurance

Life Assurance